VISIBLEMI - Pertengkaran merupakan hal yang wajar dalam sebuah hubungan. Namun, jika pertengkaran itu terjadi dibarengi dengan kekerasan dari salah satu pasangan gimana? Hal tersebut merupakan salah satu pertanda hubungan kamu gak baik-baik aja (gak sehat)
Anehnya, banyak banget orang yang selama ini memilih untuk bertahan meskipun pasangannya telah melakukan tindakan kekerasan kepada mereka. Jika kamu termasuk salah satunya, kondisi ini dikenal dengan istilah "Trauma Bonding"
Beberapa tanda terjadinya trauma bonding dalam sebuah hubungan, antara lain:
1. Mencoba untuk menutupi tindakan pelaku dari orang lain
2. Membela pelaku dan menjauhkan diri dari orang-orang yang hendak memberi bantuan
3. Keberatan untuk meninggalkan pelaku meskipun sadar telah menjadi korban kekerasan dan pelecehan
4. Setuju dengan alasan pelaku melakukan kekerasan, pelecehan, maupun tindakan buruk lainnya. Misal karena cemburu
5. Menjadi defensif atau marah jika orang lain ikut campur menghentikan tindakan pelaku melakukan kekerasan atau pelecehan
Salah satu faktor yang menjadi penyebab traumatic bonding antara lain keterikatan atau ketergantungan dengan palaku. Sebagai contoh: Pelaku kekerasan atau pelecehan selama ini adalah orang yang selalu memberikan dukungan ketika korban dipusingkan dengan masalah hidup maupun pekerjaan
Tanpa pelaku, korban merasa tidak bisa mendapatkan ketenangan hati. Kondisi tersebut kemudian memicu trauma bonding karena korban menganggap pelakulah yang dapat mengerti perasaannya
Selain keterikatan dan ketergantungan, harapan bahwa pelaku akan berubah serta tidak mengulangi lagi tindakan mereka juga bisa menjadi penyebab trauma bonding
Usai melakukan tindakan buruk kepada korban, pelaku umumnya akan meminta maaf dan berjanji tidak akan pernah melakukannya lagi dan akan berubah. Janji tersebut seringkali disertai dengan tindakan manis yang membuat korban kembali terbuai. Korban percaya bahwa hubungan antara dirinya dengan pelaku akan berjalan seperti yang telah dijanjikan
Cara keluar dari trauma bonding memang tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Ikatan yang dalam dengan pelaku seringkali membuat korban enggan untuk berpaling
Berikut beberapa hal yang dapat membuatmu keluar dari hubungan tidak sehat ini:
Fokus pada tindak kekerasan pelaku
Korban kekerasan atau pelecehan biasanya memilih bertahan karena terbuai dengan janji-janji yang diberikan oleh pelaku. Untuk dapat keluar dari trauma bonding, fokus terhadap tindakan butuk yang telah dilakukan pelaku. Cara tersebut bisa membuatmu lebih mudah untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat bersama pelaku
Putuskan hubungan dengan palaku
Memutuskan hubungan dengan pelaku mungkin akan terasa sangat sulit di awal, tetapi perlu dilakukan demi kebaikanmu. Hentikan semua komunikasi dengan pelaku. Untuk memutuskan komunikasi, kamu bisa mengganti nomor atau memblokir semua akun media sosialnya
Berhenti menyalahkan diri sendiri
Menyalahkan diri sendiri atas tindakan pelecehan atau kekerasan yang dilakukan pelaku hanya akan membuatmu kesulitan keluar dari trauma bonding. Tanamkan dalam pikiran bahwa tindakan buruk pelaku terjadi bukan karena kesalahanmu. Yakinlah, kamu berhak mendapatkan orang yang lebih baik lagi
Terapkan self-care
Dibanding kembali ke pelaku kekerasan atau pelecehan, terapkan teknik self-care atau perawatan diri untuk menghilangkan stres yang dirasakan. Beberapa aktivitas yang dapat membantu menenangkan pikiran, antara lain: meditasi, berdoa, serta melakukan hobi
Berkonsultasi dengan ahli
Jika kamu ingin keluar dari hubungan yang tidak sehat tersebut namun merasa kesulitan, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Terapis akan mencoba membantumu untuk membangun batasan, mengembangkan kemampuan dalam menciptakan hubungan yang sehat, hingga mengatasi trauma
Hal paling nekat yang mungkin bisa kamu lakukan saat mencoba lepas dari trauma bonding adalah dengan cara melepaskannya. Karena kamu juga harus sadar kalo masih banyak orang di sekitar kamu yang peduli bahkan sayang sama kamu. Jangan biarkan, kamu kuat kan Ges? (*/Fika)